Langsung ke konten utama

Ayam atau Telur dulu ya?

Sebagai anak kosan, aku harus pintar mengatur keuangan. Aku harus benar-benar bisa memilah setiap kebutuhan yang ada. Apalagi sebagai seorang wanita, selalu saja ada hal kurang perlu yang aku inginkan. Entah itu terpikat karena terlihat lucu dan menarik, atau hanya sekedar beranggapan bahwa barang itu akan aku butuhkan suatu hari nanti. Pastinya, itu hanya menjadi barang yang kurang bermanfaat jika aku memaksa diri untuk tetap membelinya. Ya, itulah salah satu hal yang perlu dikendalikan.

Pangan, tentunya menjadi prioritas. Aku biasa mengolah makanan sendiri. Memasak sendiri bisa menekan pengeluaran, di samping menjaga kebersihan dan kualitas makanan. Siapa sih yang tidak mau sehat namun tetap bisa hemat? Tak hanya sehat tapi juga cerdas. Hal ini jelas menjadi dambaan bagi setiap orang.

Disibukkan dengan aktivitasku sebagai karyawati dan juga mahasiswi, membuatku berpikir untuk mencari bahan makanan yang mudah didapat, bisa diolah dengan cepat dan bervariasi serta terjangkau. Tanpa mengesampingkan tujuan utamaku untuk hidup sehat dan cerdas. Pastinya tidak melulu tentang mi instan seperti yang selalu diidentikkan dengan anak kosan.
Ya, daging ayam dan telur menjadi pilihanku. Olahan ayam dan telur tidak pernah membuatku merasa bosan. Ayam goreng, ayam rica-rica, rolade ayam, pepes ayam, rendang ayam, egg chicken roll, dan masih banyak lagi. Bahkan telur dadar pun bisa diolah bervariasi, dengan irisan bakso, jamur, tahu, bayam atau bahan makanan sisa lainnya yang aku temukan di kulkas. Tidak hanya dijadikan lauk, tapi juga aku sering mengolahnya sebagai hidangan cuci mulut dan kudapan. 

Selain bisa diolah menjadi aneka penganan, daging ayam dan telur pun mudah didapat. Tidak hanya di pasar modern, tradisional atau warung, daging ayam dan telur juga bisa didapatkan dengan belanja secara online. Bahkan kerapkali diskon yang ditawarkan pun menggirukan. Tak ada lagi kesulitan untuk memperoleh daging ayam dan telur ini.

Ayam dan telur juga memberikan gizi yang baik dan kaya akan manfaat jika rutin dikonsumsi. Seperti dilansir laman Pinsar Indonesia, ayam dan telur mengandung asam amino essensial yang bermanfaat untuk kesehatan dan kecerdasan otak. Tentunya juga mengandung protein yang penting untuk tumbuh kembang sel, termasuk sel otak, apalagi dalam masa pertumbuhan. Kebutuhan protein harus selalu dipenuhi, termasuk gizi yang lainnya. Kurangnya protein dapat mengakibatkan penurunan kemampuan fisik dan berpikir. Tidak ada lagi alasan untuk tidak mengkonsumsi daging ayam dan telur. Tak hanya itu, daging ayam dan telur relatif murah, apalagi jika dibandingkan dengan biaya ketika kita sakit. Seperti yang digambarkan pada tabel di bawah ini.


Ini menunjukan bahwa jika kita menilai harga makanan sumber protein berdasarkan harga per gram protein, maka harga protein telur ayam adalah termurah. Harga protein telur hanya Rp. 144/gram, lebih murah dibanding harga protein tempe (Rp. 181/gram).

Nah, bukan hanya memanjakan isi dompet, tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Tidak diragukan lagi bahwa daging ayam dan telur ini sangat layak menjadi pilihan utama untuk dikonsumsi kita semua. Dalam rangka menyambut “Hari Ayam dan Telur Nasional", mari kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya mengkonsumsi daging ayam dan telur secara rutin. Dengan peningkatan konsumsi ayam dan telur, masyarakat menjadi lebih sehat dan cerdas, selain itu peternakan unggas semakin berkembang sehingga menggerakkan roda ekonomi masyarakat. Mau Sehat dan Cerdas? Yuk, Makan Ayam dan Telur!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Work Anniversary

Perusahaan tempatku bekerja saat ini tentunya bukan pilihan pertama saat dulu aku melamar pekerjaan. Selesai menjalani sidang 26 Agustus 2014 , aku segera melayangkan lamaran-lamaran ke beberapa perusahaan di Jakarta.   Pilihan pertamaku jatuh pada perusahaan mining contractor di daerah Jakarta Barat. Aku apply melalui situs penyedia informasi lowongan kerja. Tentunya sebagai seorang fresh graduate , aku beranggapan bahwa perusahaan sejenis ini, tinggi akan fasilitas dan gaji yang ditawarkan. Tidak tahu seberapa besar resiko pekerjaannya, aku hanya menimbang-nimbang soal nominal gajinya saja. Namun, setelah aku lulus melewati tahapan demi tahapan di setiap seleksinya, aku sedikit kecewa karena jauh meleset dari yang aku bayangkan. Selang dua minggu, aku mendapat panggilan kedua dari sebuah perusahaan consumer goods di Jakarta Timur yang aku apply dengan cara mengisi CV online di websitenya yang terbilang catchy . Meski terletak di kawasan industri yang tidak ses...

IT atau Musician?

Setelah aku merilis single perdanaku yang berjudul “ Goodbye (Selamat Tinggal)” pada tanggal 28 September 2016, banyak yang melontarkan pertanyaan kepadaku, “Apakah akan meninggalkan IT dan lantas berkiprah di dunia musik?” Aku terlahir dalam keluarga pemusik dan pecinta seni . Selain dongeng Si Kancil, alunan musik yang ibu mainkan sering kali meninabobokanku. Nyanyian-nyanyian kecil menggumam akrab mengiringi hari-hariku yang penuh dengan mainan. Ya, tentu saja aku gemar bermain seperti anak lainnya yang seusiaku meskipun porsi makanku lebih daripada mereka. Tak hanya Barbie, Lego, Hewan Cyber, Monopoli, Ular Tangga, BP, Game Bot , dan mainan anak-anak 90an lainnya, tapi aku pun senang bermain dengan mini piano ku. Aku menggarap berbagai soundtracks film-film kartun kesayanganku dalam nada sederhana. Menjuarai Lomba Mozaik se-Provinsi Jawa Barat ketika Taman Kanak-Kanak, menjadi awal kisahku dalam mengukir prestasi di bidang seni. Namun, aku lebih serius menekuni bidang...